Jumat, 16 Juli 2010

FERTILITAS & INFERTILITAS

FERTILITAS & INFERTILITAS

                Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa menghamili.  Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).

  pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil. (Manuaba, 1998).

  ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun. Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil. (Siswandi, 2006).

Berdasar survei kesehatan rumah tangga tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta pasangan (7juta orang) yang infertil. Mereka disebut infertil karena belum hamil setelah setahun menikah.
Kini, para ahli memastikan angka infertilitas telah meningkat mencapai
15-20 % dari
sekitar 50 juta pasangan di Indonesia.

FAKTOR  PENYEBAB

  Infertilitas Disengaja

  Infertilitas Tidak Disengaja

Infertilitas Disengaja

                Infertilitas yang disengaja disebabkan pasangan suami istri menggunakan alat kontrasepsi baik alami (kalender), dengan alat maupun kontrasepsi mantap (tubektomi          tuba falopii   

                & vasektomi           vas deferens).

Infertilitas Tidak Disengaja

1. Pihak Suami, disebabkan oleh: 

 a) Gangguan spermatogenesis (kerusakan pada sel-sel testis), misal: aspermia (tdk ada sperma), hypospermia (volume semen < 1,5 ml), necrospermia (sperma mati).

b) Kelainan mekanis, misal: impotensi, ejakulatio precox (ejakulasi dini: penyemburan mani keluar  SEGERA pada permulaan senggama, penutupan ductus deferens, hypospadia (kelainan prtumbuhan alat kelamin luar lk2), phymosis (ujung prefusium: kulit ujung luar penis mengalami penyempitan) Infertilitas yang disebabkan oleh pria sekitar 35-40 %.

                2. Pihak Istri, penyebab infertilitas pada istri sebaiknya ditelusuri dari organ luar sampai dengan indung telur.

a) Gangguan ovulasi, misal: gangguan ovarium, gangguan hormonal.

b) Gangguan ovarium dapat disebabkan oleh faktor usia, adanya tumor pada indung telur dan gangguan lain yang menyebabkan sel telur tidak dapat masak. Sedangkan gangguan hormonal disebabkan oleh bagian dari otak (hipotalamus dan hipofisis) tidak memproduksi hormon-hormon reproduksi seperti FSH dan LH. 

c) Kelainan mekanis yang menghambat pembuahan, meliputi kelainan tuba, endometriosis , stenosis canalis cervicalis  atau hymen, fluor albus (keputihan), kelainan rahim.

d) Kelainan tuba disebabkan adanya penyempitan, perlekatan maupun penyumbatan pada saluran tuba.

e) Kelainan rahim diakibatkan kelainan bawaan rahim, bentuknya yang tidak normal maupun ada penyekat. Sekitar 30-40 % pasien dengan endometriosis adalah infertil. Endometriosis yang berat dapat menyebabkan gangguan pada tuba, ovarium dan peritoneum.  Infertilitas yang disebabkan oleh pihak istri sekitar 40-50 %, sedangkan penyebab yang tidak jelas kurang lebih 10-20 %.

PEMERIKSAAN INFERTILITAS

                Pasangan infertil merupakan satu kesatuan biologis sehingga keduanya sebaiknya dilakukan pemeriksaan. Adapun syarat-syarat sebelum dilakukan pemeriksaan adalah:

  Istri dengan usia 20-30 tahun baru diperiksa setelah berusaha mendapatkan anak selama 12 bulan.

  Istri dengan usia 31-35 tahun dapat langsung diperiksa ketika pertama kali datang.

  Istri pasangan infertil dengan usia 36-40 tahun dilakukan pemeriksaan bila belum mendapat anak dari perkawinan ini.

  Pemeriksaan infertil tidak dilakukan pada pasangan yang mengidap penyakit.

Langkah Pemeriksaan

  Pemeriksaan umum

  Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan Umum

  Anamnesa

                terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara umum dan khusus.

Anamnesa umum

  Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi hubungan seksual, tingkat kepuasan seks, penyakit yang pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat perkawinan yang dulu, apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak, umur anak terkecil dari perkawinan tersebut.

Anamnesa khusus

ž  Istri : Usia saat menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/ haid, apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan  rasa nyeri, adakah keputihan abnormal, apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).

ž  Suami : Bagaimanakah tingkat ereksi, apakah pernah mengalami penyakit hubungan seksual, apakah pernah sakit mump (parotitis epidemika) GONDONGAN sewaktu kecil.

 

Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik umum meliputi tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan).

Pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin meliputi darah lengkap, urin lengkap, fungsi hepar dan ginjal serta gula darah.

Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan penunjang disini bias pemeriksaan roentgen ataupun USG.

Pemeriksaan Khusus

ž  Pemeriksaan Ovulasi

a) Penatalaksanaan suhu basal; Kenaikan suhu basal setelah selesai ovulasi dipengaruhi oleh hormon progesteron.

b) Pemeriksaan vaginal smear; Pengaruh progesteron menimbulkan sitologi pada sel-sel superfisial (besar).

c) Pemeriksaan lendir serviks; Hormon progesteron menyebabkan perubahan lendir serviks menjadi kental.

d) Pemeriksaan endometrium.

e) Pemeriksaan endometrium; Hormon estrogen, ICSH dan pregnandiol (pregnandiol  dpt d gnkan utk mnetapkn scra tdk lngsung apa terjadi ovulasi or tdk.)

Gangguan ovulasi

a) Faktor susunan saraf pusat ; misal tumor, disfungsi, hypothalamus, psikogen. 

b) Faktor intermediate ; misal gizi, penyakit kronis, penyakit metabolis.

c) Faktor ovarial ; misal tumor, disfungsi, turner syndrome.

Pemeriksaan Sperma

                Pemeriksaan sperma dinilai atas jumlah spermatozoa, bentuk dan pergerakannya.

                Sperma yang ditampung/ diperiksa adalah sperma yang keluar dari pasangan suami istri yang tidak melakukan coitus selama 3 hari. Pemeriksaan sperma dilakukan 1 jam setelah sperma keluar

  Ejakulat normal :  volume  2-5 cc, jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc, pergerakan 60 % masih bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan, bentuk abnormal 25 %.

  Spermatozoa pria fertil  : 60 juta per cc atau lebih, subfertil : 20-60 juta per cc, steril : 20 juta per cc atau kurang.

                Sebab-sebab kemandulan pada pria adalah :

  masalah gizi

  kelainan metabolis

  Keracunan

  disfungsi hipofise

  kelainan traktus genetalis (vas deferens).

Pemeriksaan Lendir Serviks

                Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan spermatozoa adalah :

a) Kentalnya lendir serviks; Lendir serviks yang mudah dilalui spermatozoa  adalah lendir yang cair.

b) pH lendir serviks; pH lendir serviks ± 9 dan bersifat alkalis.

c) Enzim proteolitik (enzim utk menmecah protein)

d) Kuman-kuman dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoa.

Baik tidaknya lendir serviks dapat diperiksa dengan :

                Sims Huhner Test (post coital tes), dilakukan sekitar ovulasi. Pemeriksaan ini menandakan bahwa : teknik coitus baik, lendir cerviks normal, estrogen ovarial cukup ataupun sperma cukup baik.

Terapi = hormon estrogen

Antibiotik  = infeksi

Pemeriksaan Tuba

a) Pertubasi (insuflasi = rubin test); pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan CO2 ke dalam cavum uteri.

b) Hysterosalpingografi; pemeriksaan ini dapat mengetahui bentuk cavum uteri, bentuk liang tuba bila terdapat sumbatan.

c) Koldoskopi; cara ini dapat digunakan untuk melihat keadaan tuba dan ovarium.

d) Laparoskopi; cara ini dapat melihat keadaan genetalia interna dan sekitarnya.

Pemeriksaan Endometrium

ž  Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan mikrokuretase.
Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka : endometrium tidak bereaksi terhadap progesteron, produksi progesterone kurang.

ž  Terapi yang diberikan adalah pemberian hormon progesteron dan antibiotika bila terjadi infeksi.

Petugas Kesehatan dapat memberikan nasehat kepada pasangan infertil, diantaranya :

  Meminta pasangan infertil mengubah teknik hubungan seksual dengan memperhatikan masa subur.

  Mengkonsumsi makanan yang meningkatkan kesuburan (vit B6, asam folat, vitamin C, zat Besi, Zinc, air)

  Menghitung minggu masa subur.

  Membiasakan POLA HIDUP SEHAT.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar